Pengurus HMI MPO Komisariat FE UII

" Ketua Umum : Idham Hamidi Sekretaris Umum : M.Arief Sukma Aji Wakil Sekretaris Umum : Geladis Fertiwi Bendahara Umum : Dovy Pradana Purnamawulan Kanit Keislaman : Agus Faryandi Kanit Pelatihan : Mujahid Musthafa Kanit Kajian dan Penlitian : Firzan Dwi Chandra Kanit Kewirausahaan : Muhammad Yadin Kanit PTKPJ : Teguh Hardityo Baskoro Kanit Pers dan Media Informasi : Egy Prastyo
Jumat, 31 Oktober 2014 0 komentar

USAHA

Hasil Kajian tanggal 30 Oktober 2014 

USAHA 

Perlu memahami bahwasannya islam adalah satu.Untuk itu sangat diperlukan sikap logowo dan terbuka terhadap perubahan yang terjadi pada zaman sekarang ini. Walaupun pada awalnya kita terkotak-kotak pada ideologi masing-masing secara pelaksanaannya, tapi semua harus bisa saling menghargai karna pada dasarnya sama dan semua ada landasan yang jelas mengenai apa yang dilakukan.Oleh karena itu, kita harus berparadigma bahwasannya HMI itu bagian dari islam dan ormas maupun organisasi lain ( yang sesuai dengan al qur”an dan as sunnah ) itu juga bagian dari islam. Maka kita tidak akan saling bermusuhan maupun saling mengejek atau menjatuhkan karna merasa bagian dari islam.

Tujuan adalah sebuah pegangan, sebagaimana umat islam memiliki syahadat yang berfungsi sebagai dasar dan tujuan atas proses hijrah kediriannya. Hijrah inilah  yang dimakni oleh HMI sebagai bentuk ikhtiar dalam mencapai tujuan kediriannya manusia sebagai makhluk dari sang khalik.Simbolik hijrah yaitu ingin menciptakan “Insan Ulil Albab”, Insan yang mengikuti Nabi Muhammad SAW.

1. Amar Ma’aruf Nafi Munkar
Amar ma’ruf bermakna menyampaikan kebenaran adalah sebuah sikap untuk menunjukan bahwa saya telah bersyahadat dan kamu sekalian harus mengetahui bahwa syahadat adalah titik keberangkatan atas sebuah keimanan maka bersyahadatlah.
Amar ma’ruf harus dimulai dari diri kita sendiri bagaimana kita bertingkah laku. Ketika ingin mengigatkan pada amar ma’ruf harus disampaikan dengan konsep yang benar dan waktu yang tepat agar semua tidak percuma. Secara jelas dan cepat step dalam penetapan amar ma’ruf “ Syahadat - >  Iman - > Amanah - > Aman. Manfaat dari amar ma’ruf nahi munkar merupakan turunan terjadinnya pembentukan Individudan dan  Masyarakat yang diridhoi Alloh SWT.


Rabu, 22 Oktober 2014 0 komentar

Hari Raya Qurban




























0 komentar

MAPERCA 2014










Sabtu, 11 Oktober 2014 0 komentar

IMPROVE YOURSELF

IMPROVE YOURSELF
Oleh: M. Najib Murobbi
Bismillahirrahmanirrahim..
Hari begitu cepat melewati langkah-langkah hari sebelumnya seperti udara yang berhembus melewati semua sudut-sudut yang ada di muka bumi tanpa kita rasakan. Mayoritas kita sebagai manusia hanya sekedar merayakan awal yang baru, hari yang baru, waktu yang baru tanpa kita berintropeksi atas aspek-aspek perbuatan kita sebelumnya. Kita bahkan sangat sedikit yang memikirkan atau mempercayai akan sesuatu hal yang pasti tetapi belum terjadi. Akan tetapi kita terlalu percaya dengan hal-hal yang belum tentu terjadi. Contohnya saja ketika saya berada di Yogyakarta pernah ada isu akan meletusnya gunung Merapi, semua masyarakat Yogyakarta dari semua wilayah serentak melarikan diri mengemas barang-barang mereka.
 Coba kita lihat dari kisah yang sangat sederhana sekali, kisah di atas hanya sekedar isu dan opini, betapa gelisahnya mereka yang hanya sekedar isu. Coba kita lihat ke arah fakta Al-qur’an yang mempunyai isi tidak diragukan lagi kebenarannya. Seperti contoh, surat Al-baqarah ayat 1,”Dzalikal kitaabu laa raiba fiih”. Dalam ayat tersebut sudah sangat jelas maksud dan artinya, mungkin kita sebagai orang yang awam bisa mengetahui maksud dan arti ayat tersebut. Akan tetapi mengapa kita sedikit sekali yang mempercayainya, melaksanakannya, membenakannya, bahkan kita meremehkannya dan yang lebih dari itu kita sangat jarang membacanya. Dalam kitab Sullamu At-taufiq, bahwasannya salah satu maksiat lisan adalah salah membaca Al-qur’an dan yang namanya maksiat itu sangat luasdan mungkin kita sering melakukannya entah kapan kita merasakannya.
Saya pernah membaca suatu buku yang salah satunya adalah hadist Rasululahi sallahu a’laihi wasallama, yang berbunyi: diriwayatkan dari Anas ibnu Malik bahwa Rasulullah bersabda,”Di akhir zaman nanti umatku terbagi menjadi tiga kelompok, satu kelompok beribadah kepada Allah dengan ikhlas, satu kelompok beribadah kepada Allah untuk pamer, dan kelompok ketiga beribadah kepada Allah agar orang lain memberinya makan. Saat Allah mengumpulkan mereka pada hari kiamat. Allah bertanya kepada kelompok yang beribadah agar diberi makan oleh orang lain, “Demi kemuliaan dan keagungan-Mu, kami beribadah agar orang lain memberi makan”, Allah berfirman, “Semua yang kalian kumpulkan tidak akan bermanfaat “. Dia lalu berseru, “Giringlah mereka semua ke neraka!”.
Allah bertanya kepada kelompok yang beribadah untuk pamer, “Demi kemuliaan dan keagungan-Ku, apa tujuan kalian beribadah kepada-Ku?”. Mereka menjawab, “Demi kemuliaan dan keagungan-Mu, kami beribadah pada-Mu karena ingin dipuji manusia”.Allah berfirman, “Tidak satupun ibadah kalian yang kuterima”. Dia berseru, ”Giringlah mereka semua ke neraka!”.
Allah bertanya kepada kelompok yang beribadah dengan ikhlas, “Demi kemuliaan dan keagungan-Ku, apa tujuan kalian beribadah kepada-Ku?”. Mereka menjawab, “Demi kemuliaan dan keagungan-Mu, engkau lebih mengetahui tujuan kami. Kami beribadah untuk megingat-Mu dan meraih ridha-Mu”. Allah berfirman, “Hamba-Ku benar”. Dia lalu berseru, “Tuntunlah mereka ke surga!”.
Bahkan amal yang sangat mulia termasuk syahid karena berperang di jalan Allah, bersedekah, dan menuntut ilmu tidak berarti apa-apa jika semua kebaikan itu dilakukan dengan niat yang disertai riya atau keinginan dipuji oleh orang lain. Maksud hadist tersebut sangatlah jelas agar kita khususnya pengemban dakwah (Da’i) agar menjauhkan diri dari sifat riya yang lebih identik dengan mengharap sesuatu dari manusia yang hanya bersifat sementara.
Alamat Sekretariat:Jl. Pawiro Kuwat 187 B(Selatan Kampus FE UII) Condong Catur,Sleman Yogyakarta Indonesia
 
;