Pengurus HMI MPO Komisariat FE UII

" Ketua Umum : Idham Hamidi Sekretaris Umum : M.Arief Sukma Aji Wakil Sekretaris Umum : Geladis Fertiwi Bendahara Umum : Dovy Pradana Purnamawulan Kanit Keislaman : Agus Faryandi Kanit Pelatihan : Mujahid Musthafa Kanit Kajian dan Penlitian : Firzan Dwi Chandra Kanit Kewirausahaan : Muhammad Yadin Kanit PTKPJ : Teguh Hardityo Baskoro Kanit Pers dan Media Informasi : Egy Prastyo
Kamis, 08 November 2012 0 komentar

Ayo Berorganisasi


Berorganisasi yuukk..!!
Oleh : Ahmad Izzuddin Aslam

Hai rekan-rekan mahasiswa Indonesia...
Salam sukses untuk kita semua..
Cobalah luangkan sedikit waktu dan perhatian Anda untuk membaca tulisan ini hingga akhir, yakin akan ada manfaat dari apa yang Anda baca. Tidak percaya..? Coba saja..!!
Mari kita mulai. Jangan lupa niatkan untuk segala manfaat...:)

  Rekan-rekan mahasiswa Indonesia tentu sudah mengetahui dan menyadari bahwa manusia tidak akan hidup sendiri di dunia ini. Dia akan selalu bersosialisai dengan orang  lain disekitarnya, selalu berinteraksi dengan makhluk lainnya di alam semesta ini. Bukankah kondisi itu juga dirasakan oleh rekan-rekan mahasiswa Indonesia? Tentu benar adanya. Karena rekan-rekan mahasiswa Indonesia adalah makhluk yang bernama manusia.
  Wadah yang tepat untuk melatih diri adalah organisasi. Ya organisasi. Melalui organisasi rekan-rekan mahasiswa Indonesia akan mampu belajar, mengolah diri dan berproses dengan baik dan benar secara naluriah maupun fithriah.
   Sekarang adalah waktu yang sangat tepat bagi rekan-rekan mahasiswa indonesia untuk bergabung dalam organisasi. Luangkanlah waktu sebanyak-banyaknya untuk belajar sebanyak-banyaknya. So, berorganisasi yuukk...!!
   Setidaknya ada 3 pembelajaran yang akan rekan-rekan mahasiswa Indonesia dapatkan ketika bergabung dalam organisasi :

Learning to know (pembelajaran untuk tahu)
   Untuk mengetahui sebanyak-banyak pengetahuan tentu menjadi impian rekan-rekan mahasiswa Indonesia bukan? Itulah salah satu alasan rekan-rekan menyandang status “mahasiswa”. Bukankah juga Tuhan Sang Maha Mengetahui juga menyarankan untuk mengetahui banyak hal? Alasannya adalah agar kita mengetahui sejatinya Dia.
  Kemauan yang kuat untuk tahu sangat penting dalam proses ini. Bagi yang sudah bergabung dalam organisasi, tetapi belum ada kemauan kuat untuk tahu, munculkanlah kemauan itu. Dan bagi yang memiliki kemauan kuat untuk tahu, tetapi belum bergabung dalam organisasi, bergabunglah.
 Dalam organisasi, rekan-rekan mahasiswa Indonesia akan lebih terbuka pemikirannya, bertambah wawasannya. Sebab, rekan-rekan akan selalu berinteraksi dengan banyak orang, baik dalam hubungan fisik maupun pemikiran. Hal itu akan membentuk pola pikir rekan-rekan menjadi lebih matang.
  Ga percaya...? Coba deh untuk bergabung. Dijamin akan ada sesuatu hal baru yang akan rekan-rekan dapatkan.

Learning to do (pembelajaran untuk melakukan)
  Setelah rekan-rekan mengetahui, akankah proses pembelajaran itu berhenti? Tidak. Proses itu akan berlanjut pada tindakan. Lakukanlah sebanyak-banyaknya untuk kebermanfaatan yang sebanyak-banyaknya.
  Dalam organisasi, rekan-rekan mahasiswa Indonesia akan belajar bagaimana melakukan apa-apa yang sudah rekan-rekan ketahui, untuk dapat mewujudkannya dalam bentuk tindakan. Memang tidaklah mudah, berbagai rintangan, permasalahan akan rekan-rekan temui dalam perjalanannya. Tapi, justeru dari itu rekan-rekan mahasiswa Indonesia akan banyak belajar. Setidaknya pengelaman bisa jadi pembelajaran.
  Yang lebih menarik lagi adalah pencapaian sesuatu secara bersama-sama akan rekan-rekan rasakan kebahagiannya. Selanjutnya akan kami bahas.
    Jangan tunda-tunda lagi. Bergabunglah di organisasi sekarang juga.

Learning to live together (pembelajaran untuk hidup bersama)
   Hal yang paling sering menjadi impian manusia adalah menjalin ikatan pernikahan. Setidaknya, rekan-rekan kudu mempersiapkan diri bagaimana hidup secara bersama-sama, hehehehe...
   Tentu bukan hanya itu, misal di atas adalah lingkup terkecil dalam kebersamaan manusia di muka bumi.
   Di organisasi, rekan-rekan mahasiswa Indonesia akan sangat banyak mendapat pembelajaran untuk hidup secara bersama-sama, melakukan sesuatu secara bersama-sama. Perbedaan jelas adanya. Tapi tidak untuk dipermaslahkan. Dengan demikian rekan-rekan akan mampu belajar banyak hal dari orang lain.
  Rekan-rekan juga akan banyak belajar bagaimana memahami, mengerti orang lain. Awalnya sedikit sulit, tapi dengan perjalanan waktu akan terasa indah. Karena rekan-rekan juga akan mendapat pembelajarannya. Yakin.
  Pembelajaran lainnya adalah rekan-rekan akan mampu mengatasi konflik yang acap kali terjadi. Hal ini akan menjadikan rekan-rekan lebih tahan akan tekanan yang ada.
   Juga, rekan-rekan akan belajar banyak tentang leaddership. Tidak hanya secara teori. Rekan-rekan akan merasakan pembelajarannya memalui praktik, nyata rekan-rekan rasakan.
   Masih banyak lagi tentunya manfaat dari organisasi ketika rekan-rekan mahasiswa Indonesia benar-benar bergabung didalamnya.
            Berbagi itu indah, bersama itu asyik. Tunggu apalagi, bergabunglah sekarang juga di organisasi.


Sebagai penutup dari tulisan ini, kami mencoba mengajak rekan-rekan mahasiswa Indonesia untuk membaca “tanda”.
Begini, kita sepakatkan bahwa apa-apa yang terjadi dan tercipta tidaklah sia-sia. Ada tanda kalau kita mengetahuinya. Apa-apa yang kita lihat, kita dengar, kita rasakan dan kita alami adalah tanda (petunjuk) dari-Nya. Suatu kejadian tentu atas izin-Nya untuk dapat terjadi.
Mungkin, sebelumnya rekan-rekan memiliki keinginan atau impian, kemudian berdoa kepada-Nya. Pengabulan doa tentu tidak dengan cara Dia langsung berbicara dengan rekan-rekan. Ya melalui tanda-tandalah rekan-rekan bisa membacanya.
Nah, coba rekan-rekan pikir lagi, bukankah ajakan untuk bergabung di organisasi ini tanda bagi rekan-rekan?
Mungkin juga, sebelumnya ada yang mengajak untuk bergabung, tetapi tidak rekan-rekan hiraukan. Kali ini, rekan-rekan membaca tulisan yang lagi-lagi mengajak untuk berorganisasi. Semestinya peka, kalau ini adalah tanda.
Rabu, 17 Oktober 2012 0 komentar

MASTER MIND UNTUK SEBUAH MIMPI BESAR

MASTER MIND UNTUK SEBUAH MIMPI BESAR
Oleh: Muhammad Hosnol Fattah

Katakanlah Barcelona, salah satu club sepakbola terbaik dunia, dengan model permainan tiki-taka sebagai ruh dalam bermain. Tak mengenal lawan, filusufi menyerangpun tetap lengket kendati harus bertanding dengan club yang sama bertitel kelas dunia.  Lionel Messi dengan cantiknya berkolaborasi dengan pemain lainya, seakan melakukan pertunjukkan orkestra unik, luar biasa. Gemuruh dan Tepukan penonton bersorak ria, hingga pada akhirnya goal-goal indah bersarang di gawang lawan. Tropi demi tropi pun digenggam. Senang.
Kurang lebih seperti itulah saat club tersebut menjadi raja di tahun 2011, menundukkan para “worriors bola dari club utusan Negara-negara seantero Eropa, menjadi sorotan media-media dunia, pujian bermunculan dari para pecinta bola, bahkan ungkapan“ Barcelona adalah club dari planet lain” pun tak lagi asing didengar. Namun dalam hal ini saya tidak mau membahas terlalu banyak masalah Barcelona yang memenangi Liga Champion di waktu itu karena pastinya setiap club memiliki masa keemasan tersendiri. Manchester United pernah memegang tahtah sepakbola eropa tahun 2008,  para fans Madrid pun 9 kali boleh tersenyum lebar atas kedikjayaanya menyabet gelar bergensi tersebut. Fantastis!.
Sepakbola, terlalu dangkal rasanya jika hanya berbicara sebatas menang dan kalah atau kuat dan lemah. Karena ada makna penting dibalik permainan bola itu sendiri, yaitu sebuah kolaborasi antar pemain, seberapa jauh mereka bisa saling bekerja sama secara harmonis untuk bisa mencatak gol. Willy- nilly, 11 pemain harus bisa menunjukkan performa dan kerja sama yang harmonis untuk bisa menyarangkan bola ke gawang lawan.. Jika tidak, maka musnahlah harapan untuk bisa tampil sebagai hero. Pertunjukan orkestrapun tak akan lagi menarik.
Napolion Hill, dalam bukunya  the new think and grow rich meyebut istilah Master mind untuk menggambarkan koordinasi pengetahuan dan usaha, dalam suatu semangat keharmonisan, antara dua atau lebih orang, untuk mencapai suatu tujuan pasti. Analogi sederhana, Satu lidi dengan mudah bisa dipatahkan namun tidak dengan seribu lidi, satu kertas akan mudah melayang namun tidak dengan jutaan kertas. Tentu, ribuan lidi atau jutaan kertas itu perlu disusun untuk bisa memberikan banyak manfaat, jadilah puluhan sapu lidi yang bisa menyapu bersih sampah-sampah di lapangan bola, atau ratusan buku yang berisi sejuta ilmu pengetahuan.  Artinya sekelompok manusia yang bisa saling memadukan usaha dan pengetahuaanya, sekaligus menyusun langkah yang terorganisir memiliki power lebih dalam memberi manfaat dan merahi  suatu impian dibandingkan dengan single fighter. Inilah master mind.  
Andrew Carnegie tentu bukanlah nama yang asing lagi, beliau adalah  pendiri Carnagie Steel Company United State, di tahun 1899 perusahaanya telah berhasil meguasai 25%  produksi besi dan baja di Amerika. Carnegie memiliki kelompok Master mind dengan anggota 50 staff yang bertujuan untuk memproduksi dan memasarkan baja. Carnegie tidak lah banyak mengetahui tentang teknik bisnis baja, Carnegie hanya memiliki kekuatan dalam mengumpulkan orang untuk bekerja secara harmonis, demi mencapai tujuan bersama. Mereka mempersambahkan tenaga dan pengetahuannya melalui asosiasi Master Mind tersebut.      
Hanry Ford, si miskin, berwawasan sempit telah menjelma menjadi orang terkaya di Amerika pada zamannya, pencapaian yang sungguh  luar biasa bukan, walau membutuhkan  waktu selama 25 tahun untuk mencapainya. Jauh sebelum itu, nyatanya H.Ford menjadi lebih perkasa saat ia mampu berasosiasi dengan  Thomas A Edison, Burbank, Burrought, dan firestone, masing-masing mereka memliki mental yang hebat. Pertemanan Hanry Ford dengan mereka memberikan banyak pengaruh atas keberhasilannya menjadi orang terkaya. Begitu juga dengan perkumpulan master mind Steve Jobs dan Steve Wozniak saat mendirikan apple, Bill gates dan Paul Alen saat meluncurkan Microsoft, Steve Spiel, Jeffrey Katzenveg, dan David Gefferen saat membentuk DreamWork SKG, atau si aktivis politik dan dosen Amerika yang buta, tuli dan bisu saat usia 9 bulan, Hellen Keller yang berasosiasi dengan guru abadinya, Anni Sullivan. Wonderful.
Tidak semua orang bisa membentuk sebuah Master Mind , tapi semua orang sukses memiliki perkumpulan Master Mind dalam perjalanan hidupnya. Karena itu lah, seseorang harus bisa cemplung dan melatih diri dalam berkomunikasi, berkolaborasi, berkoordinasi dengan orang lain untuk bisa membentuk sebuah master mind sejati. Dalam hal ini, aktif di sebuah organisasi (kemahasiswaan atau bukan) menjadi wadah yang sangat tepat untuk memperoses diri memiliki karakter leader. Belajar memahami satu sama lain, belajar bekerja sama secara harmonis. Sebelum akhirnya menemukan sebuah perkumpalan true master mind untuk sebuah mimpi besar.
Selain itu, kefokusan menjadi perhatian khusus dalam meraih kesuksesan, seperti  yang Andrew Carnagie ungkapkan mengenai rahasia keberhasilannya “Orang yang sudah sukses adalah orang yang telah memilih satu jalan, dan terus fokus pada jalan itu”. Secara ideal,  pilihan organisasi sebaiknya memiliki korelasi dengan tujuan yang ingin dicapai. Semakin focus pada suatu impian, maka semakin cepat impian itu datang. Ini adalah sebuah pintu yang pernah dibuka oleh orang-orang sukses, yang sudah terbukti kemujarabannya. Oleh karena itu, mengembleng diri di sebuah organisasi tidak hanya menjadi value add, tapi hasil dari pembelajaran di organisasi akan sangat bermanfaat dalam  menjalani hidup, lebih – lebih untuk merahi suatu impian. Sebagai kalimat penutup, Ingat! untuk menjadi pemain terbaik dunia, selain lionel Messi  harus focus bermain bola, ia juga harus bisa bekerja sama secara harmonis dengan Xavi, Iniesta, Villa, Pedro dan lainnya. Inilah master mind.
         

Rabu, 20 Juni 2012 0 komentar

Baksos

Memperingati Isra' Mi'raj

















Sabtu, 16 Juni 2012 0 komentar

Tadabur Alam

Tadabur Alam

Mendekat dengan Alam, Mensyukuri nikmat-Nya, untuk membangun keluarga HMI yang lebih baik.











Jumat, 25 Mei 2012 0 komentar

Pemberdayaan Desa

Pembukaan








0 komentar

Latihan Kader 1

Pembukaan LK 1

Darul Ulum Tampak Hijau Hitam

Malam itu (24/5/12), Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Ulum, Dusun Potorono tampak Hijau Hitam dan ramai. Pembukaan Latihan Kader I (LK I) yang digelar Himpunan Mahasiswa Islam Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (HMI FE UII) bertemakan “Membangun Kader HMI yang Produktif dan Kontributif” berlangsung hikmat. LK I ini merupakan kegiatan tahunan HMI yang bertujuan untuk merekrut kader-kader baru. “Dengan adanya LK ini diharapkan akan ada regenerasi baru, akan ada kader-kader baru” tutur Imam Riyadi selaku ketua panitia.
Pembukaan LK I yang berlangsung sekitar satu jam ini dibuka dengan bacaan basmalah secara bersama-sama. Acara dilanjutkan dengan pembacaan Kalam Illahi oleh Rizka Okta Bolita. Acara berikutnya, menyanyikan Hymne HMI dan Mars Hijau Hitam yang merupakan lagu kebangsaan HMI. Selanjutnya diisi dengan sambutan-sambutan. Pada kesempatan pertama diberikan kepada Imam Riyadi. Pada sambutannya ia berkata, “Sebesar apapun organisasi tersebut, apapun bentuk organisasi tersebut tanpa adanya regenerasi dan tanpa adanya kader-kader baru yang muncul, maka yakinlah organisasi tersebut akan mati,” tutur pria yang biasa disapa Adi. Sambutan kedua diberikan kepada Ahmad Izzudin Aslam selaku Ketua Umum HMI FE UII. Dalam sambutannya ia berpesan dua hal. pertama, “Calon kader berbanggalah pada diri sendiri, berilah penghargaan sebesar-besarnya pada diri sendiri karena teman-teman disini adalah harapan generasi HMI.” kedua, “Pandai-pandailah melihat tanda dan memaknainya” tukas Izzudin. Sambutan selanjutnya oleh Ainul Jihad Nurdin selaku Ketua Umum Koordinator Komisariat (Korkom) UII. Jihad berpesan dalam sambutannya, “Saat kita diamanahkan sebagai apapun itu, kita jangan pernah bertanya kenapa harus saya”. Sambutan terakhir diperuntukan kepada Zuhad Aji Firmantoro selaku Ketua Umum HMI Cabang Yogyakarta yang sekaligus membukaan acara LK I. Dalam sambutannya Aji mengatakan, “LK I tempat kita mengeringkan kayu-kayu basah dan membuat api yang besar”. Beranjak ke berikutnya, penyerahan berkas peserta LK I dari panitia kepada pemandu. Acara terakhir ditutup dengan do’a yang dibawakan oleh Nofryansah Dwipa Ahmad.
Total peserta yang mengkuti LK I berjumlah kurang lebih sekitar 23 orang yang berasal dari berbagai komisariat dan mayoritas berasalah dari FE UII. Mereka semua akan ditempa dan diberikan pembekalan selama tiga hari penuh.

Oleh : Rendy Pradana Hamidjaya

Senin, 21 Mei 2012 0 komentar

Hari Buku Nasional


17 Mei Hari Buku Nasional
Tidak banyak orang yang tahu bahwa tanggal 17 Mei adalah hari buku Nasional. Abdul Malik Fajar selaku Menteri Pendidikan Nasional pada tanggal 17-Mei-2010 lalu menetapkan sebagai hari buku Nasional, ini merupakan upaya untuk memacu minat baca generasi muda sekarang ini. Pasalnya minat baca di Indonesia khususnya masih bisa dibilang cukup minim. Kondisi ini tercatat satu buku dibaca sekitar 80.000 penduduk Indonesia kompas.com
Peringatan hari buku Nasional ini patut kita renungi bersama, betapa menjadi seorang penulis buku bukanlah pekerjaan yang cukup menjanjikan dari segi penghasilan. Untuk royalti masih harus dibagi-bagi antara penulis, penerbit dan lainnya. Hanya beberapa persen yang didapatkan oleh penulis, sekitar 5-10 persen dari harga jual buku. Sejatinya menjadi seorang penulis itu adalah pekerjaan untuk keabadian begitulah adagium menarik yang diungkapkan sang penulis tetralogy pulau buruh, Pramoedya Ananta Toer. Pram juga mengatakan bahwasanya sepandai-pandainya seseorang apabila dia tidak menulis maka diakan hilang dari sejarah.
Meski sang penulis dikritik dari sisi Idealisme, penulis buku diibaratkan pengikat ilmu, penguri-uri pengetahuan, pengabdian kisah sejati dan sebagainya. Akan tetapi profesi tersebut seperti sebagai semacam “kutukan”. Namun disisi lain seorang penulis bisa menularkan pemikirannya lewat buku yang ditulisnya dan ditransformasikan kepada pembacanya. Lewat tulisan seseorang bisa dikenal. Siapa yang akan tahu Socrates, Plato, Adam Smith, Keynes kalau kita tidak membaca bukunya?
Melihat potret realitas Indonesia saat ini untuk minat baca yang masih bisa dibilang minim. Generasi muda sekarang lebih senang memegang media komunikasi elektronik seperti handphone dan sebagainya ketimbang buku. Fenomema ini sungguh-sungguh terjadi dilingkungan sekitar kita. Mereka lebih senang menghabiskan waktunya untuk Twitteran atau Facebookan sebagainya, update status, mention, retweet dan apalah. Budaya pop yang telah menggurita ini membuat banyak kalangan muda menjadi malas untuk membaca buku. Padahal dengan membaca buku akan banyak informasi yang bisa didapatkan dan lebih komprehensif.
Ironisnya, perpustakaan kampus yang seharusnya digunakan mahasiswa untuk mencari buku-buku rerefensi sangat jarang sekali dikunjungi. Mereka lebih senang berjalan-jalan ke Mall, nongkrong bersama teman-temannya, nge-gosip. Sedikit sekali yang menghabiskan sebagian waktunya untuk membaca lembaran-lembaran tulisan yang penuh dengan ilmu pengetahuan tersebut. Mungkin seandainya buku bisa berbicara dia akan berkata “untuk apa aku dibuat kalau hanya untuk disandingankan di lemari , tidak ada yang ingin membaca aku, percuma aku dilahirkan kalau ternyata kelahiranku tidak memberikan arti bagi kehidupan manusia”.
Mulai dari hari buku Nasional ini mari kita kembali merekonstruksi budaya membaca buku. Bersama-sama kita kembalikan budaya membaca di lingkungan sekitar kita. Dengan terciptanya budaya membaca yang baik dan tertatur maka ilmu pengetahuan kita akan semakin bertambah. Tak peduli apa kata orang saat melihat kita membaca buku. Sok-sok-an lah atau sok pinter lah. Jangan terlalu mengindahkan hal semacam itu. Ambil kembali buku yang terpajang rapi di atas lemari yang belum kita baca. Apabila sulit untuk memulai membaca buku, bawa lah terus buku didalam ranselmu, suatu saat disaat kamu sedang bosan maka dengan sendirinya kamu akan membaca buku tersebut. Share-kan dengan teman-teman dan diskusikan apa yang anda dapat dari buku yang anda baca.

Oleh : Rendy Pradana Hamidjaya


Minggu, 20 Mei 2012 0 komentar

Sejarah

Sejarah, Pemikiran dan Gerakan HMI Serta Relevansinya

Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) merupakan organisasi mahasiswa yang bergerak di bidang perkaderan dan perjuangan. HMI sendiri dideklarasikan oleh Lafran Pane pada tanggal 5 Februari 1947 di sebuah ruang kelas di Sekolah Tinggi Islam (STI) yang saat ini berubah nama menjadi Universitas Islam Indonesia. (QS. Ali Imron:104) Menyeru kepada kebaikan/Islam dan mencegah kemungkaran adalah kewajiban setiap muslim. Maka HMI sebagai organisasi yang bercirikan Islam merupakan alat untuk mengajak kepada kebaikan wajib pula ada.
Situasi politik yang mencekam pada saat itu dan beberapa aspek-aspek lain seperti pendidikan, pemerintahan, hukum, ekonomi, kebudayaan yang ikut turut andil dalam kondisi konstelasi perpolitikan Nasional pada masa itu, sehingga membentuk pemikiran untuk mendirikan HMI. Kebutuhan akan pemahaman, penghayatan keagamaam Persyerikatan Mahasiswa Yogyakarta (PMY) dalam aktivitasnya tidak memperhatikan kepentingan mahasiswa beragama Islam. Dengan tidak tersalurnya aspirasi keagamaan mayoritas mahasiswa di Yogyakarta merupakan alasan kuat bagi mahasiswa yang beragama untuk mendirikan organisasi mahasiswa sendiri terpisah dari PMY. Gerakan untuk memunculkan sebuah organisasi mahasiswa Islam untuk menampung aspirasi mahasiswa akan kebutuhan pengetahuan, pemahaman, penghayatan keagamaan yang aktual muncul di akhir November 1946 secara organisatoris di awal Februari 1947 dengan berdirinya HMI.
Dalam perjalanannya HMI menghadapi berbagai problematika yang acap kali hadir dalam eksistensinya, mulai dari berdiri hingga saat ini. Ada berberapa fase yang dijalani HMI selama masa perjuangannya, seperi fase konsolidasi spiritual dan proses berdirinya serta pengokohan HMI, (1946-1947). Fase perjuangan bersenjata dan perang kemerdekaan, serta menghadapi penghianatan PKI, (1947-1949). Fase pembinaan dan pengembangan organisasi, (1950-1963). Fase tantangan, dimana pada fase ini dendam kesumat PKI terhadap HMI. Menempatkan HMI sebagai organisasi yang harus dibubarkan karena dianggap sebagai penghalang bagi tecapainya tujuan PKI. Sementara itu HMI berhasil mengadakan konsolidasi organisasi, dimana HMI tampil sebagai organisasi yang meyakinkan (1963-1966). Fase kebangkitan HMI sebagai pejuang Orde Baru dan pelopor kebangkitan angkatan '66 (1966-1968). Fase partisipasi HMI dalam pembangunan (1969-sekarang). Fase kebangkitan intelektual dan pergolakan pemikiran (1970-1994). Fase Reformasi (1995-sekarang) Secara historis sejak tahun 1995 HMI mulai melaksanakan gerakan reformasi dengan menyampaikan pandangan dan kritik kepada pemerintah. Sesuai dengan kebijakan PB HMI, bahwa HMI tidak akan melakukan tindakan-tindakan inkonstitusional dan konfrontatif.
Melihat sejarah perjuangannya, HMI membawa nilai-nilai perjuangan yang harus tetap dipertahankan hingga saat ini. Namun pada realitas saat ini, cita-cita HMI yang sejatinya terinternalisasi kedalam diri tiap-tiap kader HMI masih saja kurang. Baik pemahaman akan konstitusi, sejarah, maupun etos perjuangan HMI. Pemahaman akan sejarah HMI hanya dipahami saat berdirinya saja, namun untuk pemahaman akan sejarah perjuangan yang masih bisa dikata kurang. Bahkan ironisnya kader-kader HMI tidak mengetahui tujuan HMI yang telah tertuang didalam konstitusi. Pasalnya banyak kader HMI yang tidak memiliki konstitusi yang merupakan pedoman dasar perjuangan HMI. Bahkan kader-kader HMI selalu mengkritik HMI, namun dia sendiri tidak paham akan HMI secara mendalam. HMI tidak bisa dipahami dari kulitnya saja, namun harus dipahami secara mendalam hingga ke akar-akarnya. Kritik yang dilontarkan karena hanya meilhat satu sisi hanya akan memberikan argumentasi yang parsial. Nilai-nilai yang tertuang baik secara implisit dan eksplisit harus dijunjung tinggi oleh kader-kader HMI.
Estafet perjuangan sejatinya merupakan tanggung jawab yang diemban setiap anggota atau kader organisasi, baik itu HMI atau bukan guna eksistensi organisasi itu sendiri. Keberlangsungan nyawa organisasi semua berada di tangan kader-kader organisasi terakit. HMI bisa besar hingga saat ini semua karena kepedulian kader akan HMI.

Oleh : Rendy Pradana Hamidjaya

Jumat, 04 Mei 2012 1 komentar

Kajian Filsafat

Filsafat
                Ilmu sebagai objek kajian filsafat


Pada dasarnya. Setiap ilmu memiliki dua macam objek, yaitu objek material dan objek formal. Objek material adalah sesuatu yang dijadikan sasaran penyelidikan, seperti tubuh manusia adalah objek material ilmu kedokteran. Adapun objek formalnya adalah metode untuk memahami objek material tersebut, seperti pendekatan induktif dan deduktif. Filsafat sebagai proses berfikir yang sistematis dan radikal juga memiliki objek material dan formal. Objek material filsafat adalah segala yang ada. Segala yang ada mencakup yang nampak dan tidak nampak. Ada yang nampak adalah dunia empiris, sedangkan yang tidak nampak adalah alam metafisika.


 Pengertian Filsafat secara umum
Filsafat dalam bahasa inggris, yaitu: philosophy, adapun istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani: philosophia, yang terdiri dari dua kata : philos (cinta) dan Sophos (kebijaksanaan). Jadi secara etimologi, filsafat berarti cinta kebijaksanaan atau kebenaran. Orangnya disebut filosof.
Cabang ilmu Filsafat pada dasarnya dibagi kedalam tiga cabang yaitu;
1.      Ontologi
Ontologi merupakan salah satu diantara lapangan penyelidikan kefilsafatan yang paling kuno. Dalam persoalan ontology orang menghadapi persoalan bagaimanakah kita menerangkan hakikat dari segala yang ada ini? Pertama kali orang dihadapkan pada adanya dua macam kenyataan. Yang pertama, kenyataan yang berupa materi(kebenaran) dan kedua, kenyataan yang berupa rohani(kejiwaan).
Pembahasan tentang ontology sebagai dasar ilmu berusaha untuk menjawab “apa” yang menurut Aristoteles merupakan The First Philosophy dan merupakan ilmu mengenai esensi benda.
Kata ontologi berasal dari perkataan Yunani: On = being, dan logos = logic. Jadi ontologi adalah The theory of being qua being (teori tentang keberadaan sebagai keberadaan).

2.      Epistemologi
Epistemologi atau teori pengetahuan ialah cabang filsafat yang berurusan dengan hakikat dan lingkup pengetahuan, pengandaian-pengandaian, dan dasar-dasarnya serta pertanggungjawaban atas pertanyaan mengenai pengetahuan yang dimiliki.
Pada abad ke-5 SM, muncul keraguan para kaum sophis, mereka meragukan akan kemampuan manusia mengetahui realitas. Para sophis bertanya, seberapa jauh pengetahuan kita mengenai kodrat benar-benar merupakan kenyataan objektif, seberapa jauh pula merupakan sumbangan subjektif manusia? Apakah kita mempunyai pengetahuan mengenai kodrat sebagaimana adanya? Sikap skeptis inilah yang mengawali munculnya epistemologi.
3.      Aksiologi
Aksiologi berasal dari perkataan axios (Yunani) yang berarti nilai dan logos yang berarti teori. Jadi aksiologi adalah “teori tentang nilai”
Sedangkan arti aksiologi yang terdapat dalam buku Jujun S. Suriasmantri Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer bahwa aksiologi diartikan sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh.
Dari dua definisi aksiologi diatas terlihat bahwa permasalahan yang utama adalah mengenai nilai. Nilai yang dimaksud adalah sesuatu yang dimiliki manusia untuk melakukan berbagai pertimbangan tentang apa yang dinilai. Teori tentang nilai dalam filsafat mengacu pada permsalahn etika dan estetika.

Oleh : Rendy Pradana H

Alamat Sekretariat:Jl. Pawiro Kuwat 187 B(Selatan Kampus FE UII) Condong Catur,Sleman Yogyakarta Indonesia
 
;