Pengurus HMI MPO Komisariat FE UII

" Ketua Umum : Idham Hamidi Sekretaris Umum : M.Arief Sukma Aji Wakil Sekretaris Umum : Geladis Fertiwi Bendahara Umum : Dovy Pradana Purnamawulan Kanit Keislaman : Agus Faryandi Kanit Pelatihan : Mujahid Musthafa Kanit Kajian dan Penlitian : Firzan Dwi Chandra Kanit Kewirausahaan : Muhammad Yadin Kanit PTKPJ : Teguh Hardityo Baskoro Kanit Pers dan Media Informasi : Egy Prastyo
Selasa, 17 Juni 2014 0 komentar

KAJIAN KEYAKINAN MUSLIM

Hasil Kajian#2  12 juni 2014

KAJIAN KEYAKINAN MUSLIM

Latar belakang keyakinan muslim merupakan dasar dari setiap pemikiran, gerakan dan aktivitas hidup manusia. Keyakinan tertuang dalam suatu sistem ideologi atau maksud dan tujuan yang ingin dicapai.  Islam mengajarkan sistem keyakinan yang disebut Tauhid. Tauhid merupakan konsepsi sistem yang megajarkan bahwa Allah SWT adalah zat Yang Maha Esa, sebab dari segala sebab dalam rantai kausalitas.
Ajaran Tauhid membenarkan bahwa manusia dibekali fitrah yaitu suatu potensi alamiah berupa akal sebagai bekal untuk memilih sikap yang paling tepat serta untuk mengenali dan memverifikasi kebenaran dan kesalahan secara sadar. Tauhid yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai nabi terakhir yang dijanjikan Allah, dinyatakan dalam dua kalimat syahadat, yaitu Asyhadu an la ilaha illallah illallah, Wa asyhadu anna Muhammad Rasulullah, Artinya, aku bersaksi bahwasanya tiada ilah selain Allah dan aku bersaksi bahwasanya Muhammad adalah rasul Allah.
Setiap manusia telah menyatakan syahadat ini sebelum ia dilahirkan. Persaksian syahadat itu mengakibatkan manusia harus meniadakan sesembahan, tempat bergantung dari segala sesuatu yang dipertu-hankan. Ini juga berarti bahwa dimensi syahadat adalah pengakuan dan ketundukan.

0 komentar

Kemuliaan dan Keutamaan Aisyah RA

Hasil kajian#1 5 juni 2013

Kemuliaan dan Keutamaan Aisyah RA

Beliau adalah ummul mukminin Ummu Abdillah Aisyah binti Abu Bakr, Shiddiqah binti Shiddiqul Akbar, istri tercinta Rasulullah SAW. Beliau lahir 4 tahun setelah diangkatnya Muhammad menjadi seorang Nabi. Ibu beliau bernama Ummu Ruman binti Amir bin Uwaimir bi Abdi Syams bin Kinanah yang meninggal dunia pada waktu Rasulullah SAW masih hidup yaitu tepatnya pada tahun ke-6 H.
Rasulullah SAWmenikahi Aisyah dua tahun sebelum hijrah melalui sebuah ikatan suci yang mengukuhkan gelar Aisyah menjadi Ummul mukminim, tatkala itu Aisyah masih berumur 6 tahun. Aisyah adalah seorang wanita berparas cantik berkulit putih, sebab itulah ia sering dipanggil dengan “Humaira”. Selain cantik, ia juga dikenal sebagai seorang wanita yang SAW dalam mengemban amanah risalah yang akan menjadi penyejuk mata dan pelipur lara bagi diri beliau.  
Selain menjadi seorang pendamping yang selalu siap memberi dorongan dan motivasi kepada suami tercinta di tengah beratnya medan dakwah dan permusuhan dari kaumnya, Aisyah juga tampil menjadi seorang penganut ilmu yang senantiasa belajar dalam madrasah nubuwwah di mana beliau meniimba ilmu langsung dari sumbernya. Beliau tercatat termasuk orang yang banyak meriwayatkan hadist dan memiliki keunggulan dalam berbagai cabang ilmu di antaranya ilmu fikih, kesehatan, dan syair Arab. Setidaknya sebanyak 1.210 hadist yang beliau riwayatkan telah disepakati oleh Imam Bukhari dan Muslim dan 174 hadist yang hanya diriwayatkan telah disepakati oleh Imam Bukhari serta 54 hadist yang hanya diriwayatkan oleh Imam Muslim.
Beberapa kemuliaan Aisyah diantarannya :   
1.      Beliau adalah satu-satunya istri Nabi SAW yang dinikahi tatkala gadis.
2.      Beliau adalah orang paling dicintai oleh Rasulullah SAW dari kalangan wanita.
3.      Aisyah adalah wanita yang paling alim daripada wanita lainnya.
4.      Para pembesar sahabat apabila ketidakpahaman dalam masalh agama maka mereka datang kepada Aisyah dan menanyakannya hingga Aisyah menyebutkan jawabannya.
5.      Tatkala istri-istri Nabi SAW diberi pilihan untuk tetap bersama Nabi SAW dengan kehidupan apa adanya, atau diceraikan dan akan mendapatkan dunia, maka Aisyah adalah orang pertama yang menyatakan tetap bersama Nabi SAW bagaimanapun kondisi beliau sehingga Nabi SAW yang lain mengikuti pilihan-pilihannya.
6.      Syariat tayamum ddisyariatkan karena sebab beliau.
7.      Aisyah adalah wanita yang dibela kesuciannya dari langit ketujuh.
8.      Barang siapa yang menuduh beliau telah berzina maka dia kafir, karena Al Quran telah turun dan menyucikan dirinnya, berbeda dengan istri-istri Nabi SAW yang lain.
9.      Dengan sebab beliau Allah SWT mensyariatkan hukuman cambuk bagi orang yang menuduh wanita muhshanat berzina, tanpa bukti yang dibenarkan syariat. 
Jumat, 13 Juni 2014 0 komentar

MARS YANG BERMAKNA

MARS YANG BERMAKNA

Oleh: Agus Faryandi


Apa yang harus diperbaiki di HMI..? jawabannya TIDAK ADA YANG PERLU DIPERBAIKI. Kalau kita amati kembali, KHITTOH PERJUANGAN DAN KONSTITUSI sebenarnya sudah kompleks. Walaupun secara pribadi belum menguasai seluruh isi KHITTOH PERJUANGAN dan KONSTITUSI. Yang perlu kita sadari dan pahami bahwa selama ini kita disibukkan  tentang bagaimana dan apa yang terbaik untuk negeri ini. Negeri ini dipimpin oleh manusia, manusia memimpin Negara dengan ilmu dan hati yang dapat bersinergi. Jika manusia memimpin negeri, tidak hanya menggunakan otak tetapi juga menggunakan hati. Maka yang terjadi adalah terciptanya masyarakat sejahtera, aman dan damai. Jadi, sekarang tinggal mengurus SDM-nya.
Pasang surut semangat juang dari setiap kader, perlu diasah kembali dengan apa..??  Merenungi kembali bagaimana pendahulu kita memperjuangkan asas agar tetap murni tanpa campur tangan pemerintah. Kita terlena dengan hiruk-pikuk kapitalisme yang dibawa bangsa Asing ke tengah-tengah permasalahan Negara yang tak kunjung reda.
Sejak awal masuk HMI, ada satu hal yang takkan pernah bisa saya lupakan, yaitu HYMNE DAN MARS HMI. Mengapa demikian?? Pertama kali mendengar dua lagu tersebut hati dan jiwa saya bergetar, terutama MARS HMI. Lirik demi lirik saya coba untuk cermati, dan akhirnya saya pun hafal. Karena ketertarikan terhadap MARS HMI, saya sebisa mungkin mengikuti kegiatan HMI yang didalamnya menyanyikan HYMNE maupun MARS HMI.
Setiap ada LK 1 saya coba datang walaupun sekedar untuk menyayikan dua lagu penting (bagi saya pribadi). Beberapa pekan kemudian  saya sadar, dua lagu tersebut sanga erat akan makna, terutama MARS HMI. Setiap alinea memiliki makna yang berbeda. Di alinea kedua disebutkan “HIJAU KETEGUHAN IMAN, HITAM KEDALAMAN ILMU, PUTIH KETULUSAN AMAL, DI BAWAH NAUNGAN ILAHI..” pada alinea keempat “IMAN PERINSIP ABADI, ILMU BEKAL YANG HAQIQI, AMAL KENDARAAN DIRI, MENUJU RIDLO ILAHI..” kalau kita cermati disana ada kata-kata Iman, Ilmu, dan Amal yang diletakkan secara berurutan. Mengapa demikian? Saya rasa pencipta lirik lagu tersebut tak asal meletakkannya.
Pertama adalah Iman. Iman sebagai dasar kita bermuamalah maallah warrasul. Tanpa adanya iman di dalam hati, kita tidak akan tergerak untuk menjalankan perintah Allah dan menjauhi laranganNya. Secara harfiyah iman adalah kepercayaan, yang berasal dari kata amana yu’minu sedangkan secara terminologi iman adalah keyakinan dalam hati, ikrar di lisan, dan implementasi dalam bentuk perbuatan dan tindakan.
 Kedua adalah Ilmu. Seseorang beribadah tanpa tahu ilmunya, seperti orang buta yang sedang berjalan. Betapa pentingnya ilmu sampai nabi Muhammad SAW bersabda : Tholabul Ilmi Faridhotun ‘Alaa Kulli Muslimin Wa Muslimatin.. yang artinya mencari ilmu bagi muslim laki-laki dan perempuan hukumnya fardhu (wajib). Untuk mengukur dan menunjang pergerakan organisasi ini pun butuh ilmu, baik buruknya, positif tidaknya, serta bermanfaat enggaknya semua dapat diukur dengan ilmu. Di dalam Al-qur’an sering kita jumpai di akhir ayat berbunyi… Afala Ta’qiluun,… Afala Tubshiruun, dengan berbagai macam dalil dari Allah kita diajak untuk berfikir dengan otak yang kita miliki. Perbedaan kita (manusia) dengan hewan adalah akal pikiran. Jika kita tidak bisa memaksimalkan karunia Allah tersebut maka tiada bedanya kita dengan hewan di sekitar kita. Dalam keadaan kita yang sekarang ini selalu dikelilingi dengan maksiat yang tidak pernah kita sadari sebelumnya. “Ilmu tidak akan masuk kepada orang-orang yang suka bermaksiat, karena ilmu itu cahaya. Dan cahaya Alloh tidak akan diberikan kepada orang yang suka bermaksiat”, kata Imam Syafi’ie. Setelah kita mengetahui kegunaan otak bukan berarti kita dapat seluas-luasnya menggali ilmu Alloh, kita tidak diperkenankan untuk ikut memikirkan Amalullah, karena itu daerah kekuasaan Alloh Wallahu A’lam (hanya Allah yang tahu). Oleh karena itu Allah menciptakan hati (iman) untuk mengawasi tindak-tanduk dari akal.
Ketiga adalah Amal. Setelah keduanya (iman dan ilmu) sudah kita genggam, barulah kita bisa melaksanakan yang terakhir, yang kita sebut dengan finishing touch. Iman dan ilmu tanpa adanya implementasi (Amal) is noncense. Yang diharapkan sekarang adalah aplikasi dari setiap wacana yang sering digaung-gaungkan baik itu di komisariat, cabang, maupun PB (Pengurus Besar). Jika Iman, Ilmu, serta Amal dapat kita tuangkan dalam kehidupan sehari-hari, maka akan tercipta Khalifah Fil Ard yang kita impikan. Setelah tercipta Kholifah Fil Ard tersebut imbasnya kepada tatanan masyarakat yang makmur, adil, dan sejahtera. Mari bangun ikhwan seperjuangan ! HMI ada untuk menjawab persoalan yang selama ini mendera negeri ini. Kita wujudkan impian para pendahulu kita. Selalu YAKUSA (Yakin Usaha Sampai).   
Senin, 09 Juni 2014 0 komentar

Gerakan HMI-Wati di zaman Kontemporer

Gerakan HMI-Wati di  Zaman Kontemporer

                Berbicara tentang KOHATI, ada beberapa pikiran yang langsung mengarah kepada kader-kader putri HMI dan ada juga yang masih bertanya-tanya, “Apa itu KOHATI?” KOHATI atau Korps HMI- Wati adalah suatu wadah untuk mewadahi para putri HMI. Terbentuknya KOHATI tentu bukan tanpa alasan.
            Faktor internal yang mengharuskan KOHATI untuk dibentuk adalah karena departemen keputrian sudah tidak sanggup menampung aspirasi dari para putri HMI. Selain itu, kebutuhan mereka akan keperempuanan tidak difasilitasi. Faktor eksternal, penyebab KOHATI dibentuk, karena adanya lawan ideologi, yaitu GERWANI (Gerakan Wanita Indonesia).
            KOHATI dibentuk pada tanggal 17 September 1966 pada kongres VIII di Solo. KOHATI berperan sebagai pencetak dan pembina Muslimah sejati untuk menegakkan dan mengembangkan nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan, sedangkan fungsinya sebagai wadah peningkatan dan pengembangan potensi kader Hmi dalam wacana dan fungsi serta perannya akan keperempuanan.
Dari uraian diatas tafsir dari peran dan fungsi Kohati adalah sebagai akselerator perkaderan bagi HMI-Wati, terutama diarahkan pada pembinaan akhlak, intelektual, ketrampilan, kepemimpinan, keorganisasian, keluarga yang sejahtera serta memberikan manfaat di dalam masyarakat.
Jika melihat KOHATI di zaman dulu, para KOHATI sudah melaksanakan fungsi dan perannya sebagai KOHATI. Mereka memiliki semangat yang sangat tinggi. Ketika kondisi kepemerintahan di Indonesia sedang bermasalah, ketika Soeharto melarang kerasnya adanya gerakan dari mahasiswa, para HMI- Wati tetap nekad melakukan aktivitas yang bisa saja merenggut nyawanya, salah satunya adalah diskusi dan rapat koordinasi. Mereka harus sembunyi- sembunyi dan berpindah-pindah tempat ketika akan ada diskusi. Bahkan ketika penataran (salah satu pendidikan normatif di KOHATI)  pun, masyarakat tidak ada yang tahu.
Melihat suasana KOHATI jaman dulu, sangatlah menegangkan dan penuh daya juang. Mereka adalah heroik sesungguhnya. Mereka tetap menyuarakan apa-apa yang tidak benar di tengah kondisi lingkungan perpolitikan yang kurang ramah. Beberapa contoh gerakan  HMI- wati yang dengan tegas menegakkan kebenaran berdasarkan syariat islam yaitu,  Bidari Nuraini Sugeha., salah satu aktivis putri HMI. Beliau adalah ketua KOHATI di Bolmong Raya. Bidari menolak keras adanya program Pekan Kondom Nasional karena dinilai kurang bijak dan seakan-akan memberi pintu besar untuk menambah angka free sex di Indonesia. Tidak hanya Bidari yang tergerak hatinya untuk memperjuangkan syariat Islam demi kehormatan kaum perempuan. Lalu ada KOHATI di Jawa Timur yang menyuarakan bahwa POLWAN harus berjilbab untuk memperingati hari ibu, dan masih banyak lagi gerakan gerakan menolak keras dan berani untuk menegakkan syariat isla di berbagai aspek.
Di Zaman globalisasi ini, gerakan dan semangat juang para perempuan sudah menurun, bahkan tidak nampak seperti zaman dulu yang dengan lantang membela kaum mereka, yaitu kaum perempuan. Banyak perempuan yang sudah hanyut dalam kenyamanan situasi dan kondisi di Indonesia ini. Bahkan, budaya barat sudah berhasil menguasai Indonesia yang memiliki khas ketimurannya. Westernisasi sudah sangat sukses mendominasi kebudayaan di berbagai aspek. Aspek pakaian, makanan, bertingkah laku, pemikiran, dan kepedulian terhadap sesama, terhadap masyarakat. Sikap apatis dan individualis serta hedonisme, itulah gambaran perempuan masa kini. Mereka kurang peka terhadap lingkungan di sekitar. Mereka hanya memikirkan untuk dirinya sendiri. Banyak juga yang menuntut akan kesetaraan gender, banyak yang bangga akan kesetaraan gender, padahal pada kenyataannya mereka masih terjebak pada anggapan-anggapan bahwa perempuan lemah, bahwa perempunan memiliki keterbatasan dalam bergerak. Tidak hanya itu. Dalam pendidikan pun, tidak sedikit perempuan yang sekarang malas, bahkan cuek dengan ilmu. Mereka mengartikan bebas, yang sebebas-bebasnya. Mereka tidak paham atau bahkan mereka sebenarnya sudah paham namun lebih memilih cuek dan menutup hati untuk menerima pemahaman akan kebebasan dari perempuan. Tujuan perempuan masa kini lebih kepada materialitas bukan pada pengabdian kepada masyarakat, bukan lagi kepada memberikan manfaat untuk orang banyak.
Kembali menyorot HMI-Wati. Melihat gerakan dari HMI-Wati saat ini juga menurun, bahkan telah redup. Hampir di setiap kegiatan, tingkat partisipasi HMI-Wan telah mendominasi. Sudah tidak ada keseimbangan di dalam pertisipasi nya. Bahkan kualitas intelektual serta daya kritisnya juga hampir pudar. Bahkan bisa dibilang tidak adanya bedanya antara HMI-wati dengan perempuan-perempuan lainnya. Karakter HMI-Wati sunyi, HMI-Wati mati.
Melihat ke luar atau tidak usah terlalu jauh, melihat diri sendiri, bisakah kita menjawab,” Apa yang sudah aku lakukan untuk masyarakat, untuk negaraku?” Lalu cobalah melihat ke luar, ke masyarakat. Apakah mereka makmur? Apakah semua sudah berjalan dengan baik dan benar? Khususnya kaum perempuan? Apakah pendidikan, ekonomi, sosial, dan politik sudah bersinergi sehingga terwujudnya masyarakat yang makmur?
HMI-Wati haruslah berbeda dengan perempuan lain. Kita sudah dilatih untuk berpikir kritis, menyusun strategi, dan bertindak demi suatu perubahan. HMI-Wati haruslah lebih semangat, haruslah memiliki daya juang yang tinggi. HMI-Wati haruslah sadar dan peka hatinya untuk memahami arti dari pengabdian.
Memang setiap perubahan zaman,akan diikuti perubahan kondisi dan situasi. Tapi apa itu mempengaruhi ghirah kita untuk berjuang?
Tantangan yang dihadapi tentulah berbeda, namun ghirah yang dimiliki HMI-Wati haruslah tetap membara. Tantangan kita sekarang adalah adanya westernisasi yang sedikit demi sedikit  mendominasi budaya bangsa kita.. Banyak sekali hal hal yang tidak tersaring dan langsung diterima oleh kita.
Lalu perjuangan apa yang bisa kita lakukan sebagai HMI-Wati? Melihat tujuan dan karakter insan dari KOHATI, kita mengemban amanah menjadi perempuan berkatakter mar’atusholihah. Mulailah meyadarkan diri sendiri. Mulailah dari diri sendiri. Kita harus memfilter budaya-budaya baru yang masuk ke Indonesia. Maksudnya adalah, mengambil sisi positif dari dampak globalisasi, membuang dampak negatifnya, dan pertahankan pribadi bangsa kita. Memperbaiki ibadah dan akhlak secara bertahap. Semangat mencari ilmu sebanyak-banyaknya, melatih rasa peduli dan sikap peduli. Lalu memberikan manfaat untuk orang banyak, memberikan konstribusi  setidaknya pikiran dan waktu. Menjadi anak yang selalu menyenangkan hati orangtua, menjadi istri yang shalihah, dan menjadi ibu yang memiliki banyak ilmu untuk mendidik anaknya agar menjadi penerus generasi yang berkualitas baik dari segi intelektual maupun tindakan.
Lagi lagi berbicara tentang tujuan, peran, dan fungsi dari KOHATI, kita mempunyai beban moral sekaligus amanah. Kita harus berani antimainstream agar kita tetap berjalan sesuai jalur dan diridhai oleh Allah SWT. Apakah KITA, HMI-Wati tetap akan sunyi? Semua KITA, HMI-Wati yang membawa KOHATI akan menjadi seperti apa.
JAYALAH KOHATI! 
Oleh : Zukria Violeta Ramadhani
Alamat Sekretariat:Jl. Pawiro Kuwat 187 B(Selatan Kampus FE UII) Condong Catur,Sleman Yogyakarta Indonesia
 
;