Pengurus HMI MPO Komisariat FE UII

" Ketua Umum : Idham Hamidi Sekretaris Umum : M.Arief Sukma Aji Wakil Sekretaris Umum : Geladis Fertiwi Bendahara Umum : Dovy Pradana Purnamawulan Kanit Keislaman : Agus Faryandi Kanit Pelatihan : Mujahid Musthafa Kanit Kajian dan Penlitian : Firzan Dwi Chandra Kanit Kewirausahaan : Muhammad Yadin Kanit PTKPJ : Teguh Hardityo Baskoro Kanit Pers dan Media Informasi : Egy Prastyo
Jumat, 13 Juni 2014

MARS YANG BERMAKNA

MARS YANG BERMAKNA

Oleh: Agus Faryandi


Apa yang harus diperbaiki di HMI..? jawabannya TIDAK ADA YANG PERLU DIPERBAIKI. Kalau kita amati kembali, KHITTOH PERJUANGAN DAN KONSTITUSI sebenarnya sudah kompleks. Walaupun secara pribadi belum menguasai seluruh isi KHITTOH PERJUANGAN dan KONSTITUSI. Yang perlu kita sadari dan pahami bahwa selama ini kita disibukkan  tentang bagaimana dan apa yang terbaik untuk negeri ini. Negeri ini dipimpin oleh manusia, manusia memimpin Negara dengan ilmu dan hati yang dapat bersinergi. Jika manusia memimpin negeri, tidak hanya menggunakan otak tetapi juga menggunakan hati. Maka yang terjadi adalah terciptanya masyarakat sejahtera, aman dan damai. Jadi, sekarang tinggal mengurus SDM-nya.
Pasang surut semangat juang dari setiap kader, perlu diasah kembali dengan apa..??  Merenungi kembali bagaimana pendahulu kita memperjuangkan asas agar tetap murni tanpa campur tangan pemerintah. Kita terlena dengan hiruk-pikuk kapitalisme yang dibawa bangsa Asing ke tengah-tengah permasalahan Negara yang tak kunjung reda.
Sejak awal masuk HMI, ada satu hal yang takkan pernah bisa saya lupakan, yaitu HYMNE DAN MARS HMI. Mengapa demikian?? Pertama kali mendengar dua lagu tersebut hati dan jiwa saya bergetar, terutama MARS HMI. Lirik demi lirik saya coba untuk cermati, dan akhirnya saya pun hafal. Karena ketertarikan terhadap MARS HMI, saya sebisa mungkin mengikuti kegiatan HMI yang didalamnya menyanyikan HYMNE maupun MARS HMI.
Setiap ada LK 1 saya coba datang walaupun sekedar untuk menyayikan dua lagu penting (bagi saya pribadi). Beberapa pekan kemudian  saya sadar, dua lagu tersebut sanga erat akan makna, terutama MARS HMI. Setiap alinea memiliki makna yang berbeda. Di alinea kedua disebutkan “HIJAU KETEGUHAN IMAN, HITAM KEDALAMAN ILMU, PUTIH KETULUSAN AMAL, DI BAWAH NAUNGAN ILAHI..” pada alinea keempat “IMAN PERINSIP ABADI, ILMU BEKAL YANG HAQIQI, AMAL KENDARAAN DIRI, MENUJU RIDLO ILAHI..” kalau kita cermati disana ada kata-kata Iman, Ilmu, dan Amal yang diletakkan secara berurutan. Mengapa demikian? Saya rasa pencipta lirik lagu tersebut tak asal meletakkannya.
Pertama adalah Iman. Iman sebagai dasar kita bermuamalah maallah warrasul. Tanpa adanya iman di dalam hati, kita tidak akan tergerak untuk menjalankan perintah Allah dan menjauhi laranganNya. Secara harfiyah iman adalah kepercayaan, yang berasal dari kata amana yu’minu sedangkan secara terminologi iman adalah keyakinan dalam hati, ikrar di lisan, dan implementasi dalam bentuk perbuatan dan tindakan.
 Kedua adalah Ilmu. Seseorang beribadah tanpa tahu ilmunya, seperti orang buta yang sedang berjalan. Betapa pentingnya ilmu sampai nabi Muhammad SAW bersabda : Tholabul Ilmi Faridhotun ‘Alaa Kulli Muslimin Wa Muslimatin.. yang artinya mencari ilmu bagi muslim laki-laki dan perempuan hukumnya fardhu (wajib). Untuk mengukur dan menunjang pergerakan organisasi ini pun butuh ilmu, baik buruknya, positif tidaknya, serta bermanfaat enggaknya semua dapat diukur dengan ilmu. Di dalam Al-qur’an sering kita jumpai di akhir ayat berbunyi… Afala Ta’qiluun,… Afala Tubshiruun, dengan berbagai macam dalil dari Allah kita diajak untuk berfikir dengan otak yang kita miliki. Perbedaan kita (manusia) dengan hewan adalah akal pikiran. Jika kita tidak bisa memaksimalkan karunia Allah tersebut maka tiada bedanya kita dengan hewan di sekitar kita. Dalam keadaan kita yang sekarang ini selalu dikelilingi dengan maksiat yang tidak pernah kita sadari sebelumnya. “Ilmu tidak akan masuk kepada orang-orang yang suka bermaksiat, karena ilmu itu cahaya. Dan cahaya Alloh tidak akan diberikan kepada orang yang suka bermaksiat”, kata Imam Syafi’ie. Setelah kita mengetahui kegunaan otak bukan berarti kita dapat seluas-luasnya menggali ilmu Alloh, kita tidak diperkenankan untuk ikut memikirkan Amalullah, karena itu daerah kekuasaan Alloh Wallahu A’lam (hanya Allah yang tahu). Oleh karena itu Allah menciptakan hati (iman) untuk mengawasi tindak-tanduk dari akal.
Ketiga adalah Amal. Setelah keduanya (iman dan ilmu) sudah kita genggam, barulah kita bisa melaksanakan yang terakhir, yang kita sebut dengan finishing touch. Iman dan ilmu tanpa adanya implementasi (Amal) is noncense. Yang diharapkan sekarang adalah aplikasi dari setiap wacana yang sering digaung-gaungkan baik itu di komisariat, cabang, maupun PB (Pengurus Besar). Jika Iman, Ilmu, serta Amal dapat kita tuangkan dalam kehidupan sehari-hari, maka akan tercipta Khalifah Fil Ard yang kita impikan. Setelah tercipta Kholifah Fil Ard tersebut imbasnya kepada tatanan masyarakat yang makmur, adil, dan sejahtera. Mari bangun ikhwan seperjuangan ! HMI ada untuk menjawab persoalan yang selama ini mendera negeri ini. Kita wujudkan impian para pendahulu kita. Selalu YAKUSA (Yakin Usaha Sampai).   

0 komentar:

Posting Komentar

Alamat Sekretariat:Jl. Pawiro Kuwat 187 B(Selatan Kampus FE UII) Condong Catur,Sleman Yogyakarta Indonesia
 
;