AEC
Musibah atau Kesempatan ?
Oleh :
BAGAS
ALDITO
Komisariat FE
Asean
Economic Community (AEC) atau yang sering disebut
sebagai masyarakat ekonomi asean (MEA) merupakan suatu integrasi perekonomian
negara-negara yang tergabung dalam ASEAN dalam menyikapi persaingan di dunia
maupun diregional dalam bidang ekonomi. Selain itu juga AEC aklan membuat pasar
tunggal yang dijadikan sebagai acuan pandangan (arus barang/jasa) dikawasan itu
sendiri, agar ASEAN dapat menyaingi pengaruh dari raksasa ekonomi regional
seperti China dan India. Hal ini tercantum dalam tujuan AEC itu sendiri ‘’untuk
meningkatkan stabilitas perekonomian di kawasan ASEAN ‘’.
AEC sendiri nerupkan langkah lanjutan dari
AFTA yang disepakati pada KTT ASEAN ke-9 di Bali 2003. Dan AEC sendiri
seharusnya dilaksanakan pada tahun 2020 namun dipercepat menjadi tahun 2015
karena kekhawatiran terhadap pengaruh para raksasa ekonomi regional yang
semakin kuat dan melebar. Namun tak mudah dapat melaksanakan AEC itu sendiri ,
karena setiap Negara anggota pasti memiliki kendala/hambatan sendiri dalam
mempersiapkan menghadapi AEC itu sendiri. Salah satunnya Indonesia, salah satu
Negara besar kaya sumber daya alam dan (bukan) manusia, dan Negara raksasa
ekonomi ASEAN dan Negara yang diperhitungkan dunia Internasional. Kenapa hal
itu bisa terjadi ? Padahal pertumbuhan ekonomi Indonesia tertinggi dikawasan
bahkan didunia mengalahkan negar-negara maju. Dan apa saja hambatan –hambtan
itu?
1. Pendidikan
Sistem pendidikan Indonesia masih jauh
dari’’sehat’’ dibandingkan negar-negara tetangga (yang tergabung dalam ASEAN).
Seringnya perubahan system kurikulum membuat Indonesia tidak memiliki
syandarisasi pendidilan yang jelas sehingga muncul slogan ‘’beda menteri beda
pula kurikulumnya’’.
2. Tenaga Kerja
Seringnya perubahan kurikulum membuat masyarakat
binggung akan hal tersebut. Buruknya system pendidikan membuat kualitas lulusan
pendidikan Indonesia rendah dibandingkan Negara-negra tetangga. Sebagian tenaga
kerja Indonesia (sebagian besar) berlulusan SD hanya beberapa persen tenga
kerja yang berpendidikan tinggi.
3. UMKM (Usaha Masyarakat Kecil Menengah)
UMKM merupakan
salah satu penopang pendapatan nasional selain pajak, tki, beadan cukai dan
ekspor-import. UMKM Indonesia kalah dengan Negara-negra lain karena
produk-produk mereka kalah promosi dengan produk-produk UMKM negta tetangga
sebagian mereka mempromosikan dengan biaya sendiri.
4.Infrastruktur
Inilah hal yang paling penting karena
kurangnya infastruktur yang ada akan menghambat arus barang/jasa dan biaya
logistic antar Indonesia bagian barat dan timur menjadi membuat kesenjangan nya
semakin besar dan menyebabkan harga output menjadi lebih tinggi dari harga
retail yang ada.
Hal ini yang menyebabkan Indonesia daoat
menjadi “makanan dan kembali pada era bermalas malasan (colonial)’’.Kenapa
demikian karena semakin mudahnya tenaga kerja asing masuk kedalam negeri maka
semakin leluasa investor-investor berada
dibumi kartini ini. Semakin banyaknya Infrastruktur yang dikuasai pihak asing .
Hal ini lah yang paling ditakuti , akan tetapi ini merupakan tantangan bangsa
pertiwi ini dalam memerangi itu semua . Diperlukan strategi-strategi khusus
dari perbaikan birokrasi yang ada sehingga dapat menjadi benteng pertahanan
dalam melindungi kepentingan dalam negri tanpa harus meninggalkan pengaruh luar.
Pada intinya dengan tingginya tingkat
kualitas infrastruktur dan tenaga kerja hal yang dianggap hambatan dapat
diatasi . Negara besar tidak akan mudah dimainkan oleh Negara yang kecil jika
semua bersinergi membangun bangsa tanpa harus mengancam kedaulatan Negara lain.
Negara besar kan mudah memainkan Negara
kecil jika semua dapat mengedepankan ideology dan bersikap tegas dan tegap
didepan mata dunia.Jadikan AEC sebuah
tantangan yang harus dilewati bukan dijadikan tantangan yamh harus
ditakuti.