HMI MPO FE UII

Yogyakarta, 5 Februari 2011

Meskipun hujan turun deras di luar Menara Hikmah, upacara pembukaan Latihan Kader 1 HMI MPO INSTIPER Yogyakarta tetap berlangsung. Tema yang diusung adalah Menumbuhkan dan Menciptakan Kader yang Progresif Serta Kreatif Sebagai Upaya Penyerap Nilai Otentik Ulil Albab yang Diridhai Allah SWT. Gedung bercat serba hijau yang kerap dijadikan lokasi perhelatan majlis ilmu oleh kader HMI itu, kembali menjadi saksi proses perkaderan awal sebuah komisariat. Tidak terkecuali bagi komisariat INSTIPER Yogyakarta. Setelah sempat lama tidak terdengar kabarnya, akhirnya komisariat yang berada di bawah pimpinan Marwan ini mengadakan LK 1. Meskipun tidak banyak kader komisariat lain yang hadir dalam pembukaan ini, raut semangat dan antusias menjadi pemandangan yang istimewa di malam milad HMI ke-64 tahun itu.

Dalam sambutannya, Marwan bersyukur atas terbangunnya kembali komisariat INSTIPER, dengan nada tegas mengatakan bahwa komisariat mereka selama ini tidak mati, hanya tertidur lama. Gagah dalam balutan atribut HMI-nya, ia mengajak peserta LK 1 untuk menikmati proses di dalamnya.

Jauh-jauh dari sekretariat HMI Cabang Yogyakarta di Karangkajen untuk menghadiri proses perkaderan HMI INSTIPER, Pak Wahid sebagai formaturiat cabang juga menyampaikan harapannya agar kegiatan LK 1 INSTIPER kali ini pada masa ke depannya bisa menunjukkan bentuk pergolakan dinamika kemahasiswaan di kampus INSTIPER. “Serta harapannya, para anggota di dalamnya dapat mencitrakan diri sebagai karakter ulil albab”, lanjutnya sekaligus membuka dengan resmi LK 1 HMI INSTIPER Yogyakarta.

Sedikit bercerita tentang kinerja panitia LK 1, Wahyu Eko Wardiyanto selaku ketua panitia terlihat sangat sibuk, bahkan hingga upacara pembukaan usai dilaksanakan. Kader INSTIPER yang ikut LK 1 tahun 2009 di Masjid Maulana Maghribi Parangtritis ini mengisahkan perjuangan kerasnya bersama lima orang teman lainnya, untuk menyiapkan kegiatan ini mereka hanya memiliki waktu singkat, dua minggu. Dengan berbagai kendala komunikasi antar panitia, ditambah lagi dengan kesulitan menyesuaikan waktu panitia dengan kesibukan mereka sebagai fungsionaris lembaga kampus, Wahyu mengungkapkan kebahagiaannya atas terselenggaranya LK 1 yang diikuti sepuluh peserta dari beberapa universitas yang berbeda ini. Ia juga menyukuri adanya perhatian dari kader alumni yang turut menyumbang dana demi terlaksananya LK 1. Di akhir obrolan kami ia mengutarakan harapannya, ia ingin kader yang saat ini sedang LK 1 bisa lebih baik dari kita (kader HMI INSTIPER yang sudah ada sekarang-red).

Serta dapat mengembangkan HMI INSTIPER baik dari segi internal,

maupun internal.

“Capek, sudah tiga hari saya tidak tidur, mbak. Hiburan kami itu kalau suntuk main game”, cerita Nashir dengan tubuh yang basah kuyup sepulang menjemput ayunda Arnis, pemandu LK 1. Meskipun begitu, ia terlihat tetap bersemangat. “saya senang banget, kalau bisa, masuk sejarah HMI nih”, lanjutnya ketika saya tanya perasaannya mengenai terlaksananya LK 1 komisariat mereka. Dengan nada sedikit bercanda ia menyampaikan kekecewaannya atas ketidakhadiran beberapa temannya yang kebetulan berasal dari komisariat Fakultas Hukum UII. Malam itu, kebetulan hadir juga formaturiat kordinator komisariat HMI UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Karya Alam. Terlihat pula mantan imam komisariat HMI Fakultas Ekonomi UII, Ainul Jihad Nurdin. Saat saya tanya perasaannya mengenai terlaksananya LK 1 HMI INSTIPER ini ia berujar, “Senang sekali.

Semoga saja bisa jadi inspirator bagi komisariat lain”. Selain Arnis Fatkhi Kurniasari, abang Ade juga ikut menjadi pemandu dalam LK 1 yang berlangsung dari 4 hingga 7 Februari 2011 tersebut. (*UF)